
Strobe Weapon Ditembakkan Tentara Belarusia ke Polandia, Senjata Apa Ini?
Tentara di Belarusia menembakkan senjata sorot lampu dengan efek blitz yang kuat dan cepat (strobe weapon) ke arah tentara Polandia saat mereka berusaha merusak pagar di perbatasan kedua negara pada pekan lalu. Senjata itu telah dikembangkan sejak meletusnya Perang Dunia II namun diperkirakan baru kali pertama ini dipakai dalam konflik terbuka.
Perbatasan Belarusia dan Polandia memang sedang memanas. Lokasinya di perbatasan timur Uni Eropa, dekat Kota Czeremcha, yang dibatasi kawat berduri sepanjang 120 mil, yang memisahkannya dari negara-negara Eropa timur.
Kabarnya, senjata itu cukup membuat pasukan Polandia lemas dan bingung, dan diklaim memiliki efek yang lebih serius. Berdasarkan sebuah penelitian, senjata itu memang memiliki efek yang terkait dengan fenomena penyakit kedipan yang dialami beberapa orang, seperti ketika terkena lampu yang berkedip-kedip seperti sinar matahari.
“Mereka merasakan kebingungan, disorientasi, dan terkadang mual,” tertulis dalam sebuah penelitian, seperti dikutip POPULAR MECHANICS, Februari 2019 lalu.
Secara keseluruhan, sekitar seperempat orang yang terpapar strobe merasakan apa yang disebut Efek Bucha atau vertigo kedip. Reaksi ini berbeda dari epilepsi fotosensitif yang dipicu oleh lampu sorot, karena tingkat kedipan jauh lebih tinggi. Tetapi efeknya tetap sulit dipahami dan sulit untuk direproduksi.
Pada 1960-an dan 70-an, perangkat rancangan Inggris bernama Photic Driver digambarkan sebagai modifikasi sederhana lampu diskotik, digunakan untuk kontrol massa tanpa kekerasan. Namun, tidak satu pun dari perangkat ini yang efektif, dan polisi terus mengandalkan gas air mata dan peluru karet.
Strobe mengalami kemajuan pesat pada 2000-an dengan senter LED intensitas tinggi yang baru. Polisi mulai menggunakan versi nyala dari senter ini. Pada 2007, Intelligent Optical Systems (IOS) mengembangkan Incapacitator LED di bawah kontrak untuk Department of Homeland Security, Amerika Serikat. Senjata itu dengan cepat dijuluki ‘vomit flashlight’ dan ‘puke saber’.
Incapacitator LED memiliki rangkaian LED berkedip berwarna yang memancarkan pola variabel, dan ditemukan mempengaruhi kebanyakan orang, menyebabkan mual, vertigo, dan disorientasi. Namun gejala tidak akan berkembang parah. “Saya rasa tidak ada orang yang benar-benar sakit,” kata CEO IOS Bob Leiberman pada 2008.
Itu dikuatkan oleh Jonathan Winawer, asisten profesor ilmu saraf dan psikologi di New York University. Dia mengilustrasikan efek senjata itu seperti kit melihat sorot lampu mobil yang mendekat atau saat melangkah ke luar ruang bioskop ke terang matahari. “Hanya membutakan sesaat,” katanya kepada LIVESCIENCE.
Efek lain dari senjata lampu sorot dengan blitz yang ditambahkannya adalah halusinasi. Yang ini diamini kolega Winawer yakni Christopher Honey, asisten profesor di Departemen Ilmu Otak dan Psikologi di Johns Hopkins University. “Tidak akan mengejutkan jika seseorang melihat benda yang tidak ada setelah disorot lampu blitz yang terang,” kata dia.
POPULAR MECHANICS, NEW SCIENTIST, TIME, METRO UK, LIVESCIENCE

